November 4th; My Kind of Saturday

by - 11/07/2017 01:13:00 pm

assalamualaikum!

Aye, I am back again and ready to venting along like what I usually do HAHA.

Actually, I was on my half way writing a post about my day out to Taman Safari last week but I felt like this one is more...more...probably had more something to write than the last one. LOL.

So! Me and my boyfriend had a plan to attend an ice cream festival at Aeon Mall Serpong by train. Yes, I know, a trip to Serpong by train is going to be such a looong journey since we have to transit here and transit there, but it is okay for me cause, duh, I am with my date #plak.

Sabtu (4/11) gue janjian sama Mahendra dan sepupunya di Stasiun Manggarai buat ngelanjutin perjalanan ke Stasiun Tanah Abang. Awalnya ya, AWALNYA, gue kira perjalanan kami bakalan soft and smooth layaknya rambut panjang nan indah yang selalu di keramas pake shampo sekaligus conditioner 2 hari sekali. Ternyata eh ternyata, nungguin kereta Tanah Abang lewat aja memakan waktu 1 jam 30 menit sendiri. GILE. Termantap lah. I guess the universe had a plan to make our trip feels X-TRA fun. Hahaha.

Setelah melewati fase menunggu kereta dengan penuh kegalauan dan beribu nyinyiran (pacar gue doang sih, gue mah anaknya sabar. WKWK), akhirnya kami sampai di Stasiun Tanah Abang dan menuju peron 5 buat naik kereta menuju Serpong. 
Setidaknya, kereta menuju Serpong ini agak kosong dan dingin, nggak kayak kereta Tanah Abang yang kerap membuat gue memproduksi keringat berlebih sehingga keluar dari kereta ini pun gue menjadi basyah basyah basyah seluruh tubuhku ah ah ah mandi madu~ OKE SKIP.

Sesampainya di Stasiun Cisauk (ini stasiun terdekat dengan Aeon Mall), kami langsung pesen transportasi online buat ngangkut beban seberat 177 kilogram (bruto).
Intermezzo dikit, gue pernah satu kali naik kereta jurusan Serpong waktu mau menghadiri acara di Dompet Dhuafa Ciputat dan mau sok sokan naik kereta. Waktu itu gue turun di stasiun Pondok Ranji and guess what debuan banget ya disana, dan ternyata sekarang gue turun di stasiun Cisauk, EH SAMA AJA YA VIBES-NYA. Hem.
Ya debu, ya macet, ya jalanan sempit, dan ya ya ya  yang lainnya. Gue kalo jadi abang-abang transportasi online yang bawa mobil kayaknya nggak mau deh ngangkut penumpang dari daerah stasiun-stasiunan :')

Pada akhirnya, kami bertiga sampai di tempat tujuan sekitar pukul...14.10 WIB (aku dari rumah jam 9 pagi loh gaes mantap kan mantap djiwa). Tua dijalan ya, iya aku tau kok.

Kami sampai dalam keadaan kucel, kumel, dekil, bau kereta, sekaligus kelaperan. Awalnya, festival es krim ini jadi tujuan utama kami yang mana bakalan jadi tempat pertama yang didatengin dong, tapi apa daya yah, mau beli tiket, ngantrinya bikin gue istighfar. Bubar. Langsung belok ke tempat makan.

Setelah makan dan kenyang, kami yang masih penasaran sama festival di bawah, balik lagi ke area parkiran dan menemukan...sebuah tulisan yang mengatakan bahwa tiket sesi 2 sold out dan antrian masih sama panjangnya seperti waktu kami datang.
Dipikir-pikir, bagus juga ya kami dateng kesini, jadi memperbanyak istighfar HAHA.

Dengan hati yang sedikit kecewa gabisa jilat-jilat manja eskrim mangga (gue doang sih kayaknya ini mah), kami akhirnya mencari alternatif lain biar tetap bisa menikmati eskrim.
Tak lama kemudian, Tuhan mengirimkan petunjuk-Nya...berupa manusia-manusia yang seliweran kesana kemari sambil menjilat-jilat manja eskrim cone yang indah.

WAH, KAMI MELIHAT ADANYA SECERCAH HARAPAN.
Berbekal hawa nafsu yang besar karena mau makan eskrim, kami langsung menjelajahi lantai bawah demi eskrim cone hijau-putih nan rupawan.

#SebuahKeindahan

#SebuahKebahagiaan

Setelah perjuangan yang kami tempuh pada siang hari dan pahitnya antrian serta kegagalan makan eskrim sampe gendut di festival eskrim, rupanya the universe had another surprise for us. EVERYBODY SAY YEAH.

Di tengah perjalanan menuju stasiun Cisauk untuk kembali ke habitat masing-masing, kami dicampakkan begitu saja sama abang-abang transportasi online yang berarti kami harus jalan kaki sampai stasiun. Naik angkot? Percuma, angkot bentuknya mobil juga. Terbang? Sayapku lagi di laundry.
Macet sih emang, total, susah gerak. Gue nggak 100% menyalahkan si abang trans-ol, karena memang enek banget lihat jalanan, mungkin gue akan melakukan hal yang sama kalo gue berada di posisi si abang :') 

Ah.
Pada akhirnya, seperti kata quotes hits yang bertebaran di media sosial, every journey comes to an end (bener nggak sih quote-nya?), layaknya perjalanan kami Sabtu kemarin.

Pamer dikit nggak dosa kan ya?


yang menjulang pelengkap penderita, yang tengah anak kereta, yang kacamata tukang dumel

Udah ah.
Segitu aja pamernya.

Bye!

You May Also Like

1 comments