assalamualaikum!

Masih ingat ucapanku di post Gudeg beberapa waktu lalu kalau aku akan selalu pamer-pamer tentang makanan yang bisa membuatku merasakan bunga-bunga cintah yang bermekaran pada suapan pertama?

NAH.

Kali ini, gue akan pamer-pamer tentang satu tempat makan terpencil di daerah Sentul yang bisa membuat lidah bergoyang, hati terasa senang, dan berbunga-bunga pada suapan pertama, yaitu WAROENG IJO.

Lokasi Waroeng Ijo

Actually, gue, ayah, dan bunda udah lumayan sering makan disini setiap jalan-jalan menjelajahi Sentul. Nah, Minggu (12/11) kemarin, gue dan Mahendra yang tengah melepas rindu (CAILAH) lumayan kebingungan mencari tempat makan siang. Gue, yang bukan AGaBo alias Anak Gaul Bogor, otomatis bingung juga dong mau ajak doi kemana. Doi, yang bukan ALiBo alias Anak Asli Bogor juga lebih bingung lagi dari gue karena nggak kenal wilayah. 

Akhirnya, setelah melalui proses pencarian dan perundingan yang cukup alot (nggak deng), kami memutuskan untuk makan siang di Waroeng Ijo.

Jadi, Waroeng Ijo ini berlokasi di Sentul, tepatnya di Ruko Plaza Niaga 1.
Kenapa gue katakan terpencil? Karena emang nggak kelihatan dari pinggir jalan hahaha. Tempatnya terletak di belakang Restoran Bakmi Golek, warna cat bangunannya hijau muda-putih dan ada tulisan "Waroeng Ijo" dengan font yang meliuk-liuk seperti gitar spanyol (eh gimana tadi).

Tempat ini nggak instagram-able yang penuh dekorasi lucu dan cute buat dipamerin di sosial media, tapi gue super suka ambience-nya. Why? Karena tempat ini terlihat simple, tenang, terang, nggak terlalu luas tapi terasa lega (lantai 1 sih terutama, lantai 2-nya biasa aja), penempatan ini-itu-nya terasa pas meskipun menimbulkan kesan ruangan yang agak kaku.
Tapi, thing that I like the most about the ambience of this place is, tempat ini terang benderang. 

Service disini, dengan kata lain waiter dan waitress-nya, super tanggap. Asik deh. Cepet-cepet banget geraknya hahaha bahkan gue gak harus menunggu makanan datang dalam waktu lama (mungkin faktor sepi juga berpengaruh).

TAPI, GUYS, TAPI the best part of this restaurant is ITS FOOD.

Gokil. Makanan di Waroeng Ijo ini terbaik. Enak semua. Hm...belom literally semua sih, karena gue belom pernah makan semua menu juga LOL. Tapi so far, makanan yang gue pesen belum ada yang mengecewakan lidah dan hati #ea.

Kemarin, gue pesen Mie Tek-Tek Kuah dan Mahendra pesen Nasi Langgi (kayak tumpeng mini gitu, nasinya kuning, lauk-lauknya kayak lauk di tumpeng tumpeng 17-an wkwk).
Mana hujan, ditambah hawa yang agak dingin, makan mie tek-tek kuah rasanya...duh, makin cinta sama ayang bebeb (LOH GIMANA).

Seriously, mie tek-tek kuahnya Waroeng Ijo ini literally the best mie tek-tek kuah I've tasted so far. Enak buanget.

Rasa senang di hati makin lengkap kalau kita nggak merasa senang sendiri kan, makanya gue juga bangga sebagai Bogorian karena Mahendra juga super puas sama makanan yang dia pesan. TERBAYQ kalo menurut penulisan Ejaan Yang Dimain-mainkan.

Oh ya, FYI, gue duduk di bagian outdoor. Smoking area memang, tapi waktu gue dan Mahendra makan disana, nggak ada yang makan di lantai 2 selain kami, jadi WHY NOT, bagus juga buat foto-foto HAHAHA.

Mahendra, yang senang foto, dan gue, yang suka nggak tau malu pun langsung beraksi di lantai 2 yang seakan milik berdua. Ea Ea. Maklum anak muda.
Agar seakan-akan fotonya seperti di candid, gue dan Mahendra berpose seperti pasangan muda yang tengah mengirimkan pesan-pesan telepati dan sinyal-sinyal cintah lewat mata karena menurut Jaz, cinta berawal dari mata, seperti yang dituangkan dalam lirik lagunya,


YA BAIKLAH.
Sepertinya saya mulai agak kacau, jadi ada baiknya saya langsung pamer-pamer foto.