(Diilhami dari) Cupid & Psyche
assalamualaikum!
Beberapa hari lalu, gue mendapatkan kado ulang tahun pertama dari nyonyah (emak) yang berupa buku cerita mitologi romawi (ini sebenernya gue yang minta, sih :")). Gue yang emang naksir berat sama mitologi-mitologian (kecuali Nordik, yang sampe sekarang belum terasa familiar karena belum cari tahu sedalam itu) langsung ngebabat habis ini buku, apalagi cover sama font-nya bagus jadi aku super semangat baca hahaha.
Ada satu cerita roman yang menarik perhatian dan terbayang di otak gue sampe sekarang, judulnya "Cupid and Psyche". Cerita ini common banget sejujurnya, gue juga udah pernah baca somewhere in the internet, tapi tetep aja pas baca lagi ada rasa ser-seran gemas bercampur dendam LOL. Seperti apa ceritanya?
Jadi, ada Dewa yang jatuh cinta sama mortal (manusia) yang memiliki kecantikan super dahsyat sampe-sampe Dewi cinta dan kecantikan a.k.a Venus kesel sama mortal ini.
Gimana caranya sampai si Dewa, yang tak lain tak bukan adalah Cupid, jatuh cinta dengan mortal yang bernama Psyche? Mamanya Cupid a.k.a Venus minta tolong Cupid buat bikin Psyche jatuh cinta sama makhluk ter-nggak banget sejagat raya, eh apa mau dikata, Cupid malah kepincut sama si target operasi. Semacam nggak rela bikin manusia ter-aduhai jatuh cinta sama makhluk ter-nggak banget.
Akhirnya, Cupid mencintai dalam diam sampe Psyche menemukan jodohnya dan punya anak 11. NGGAK DENG. Cupid justru curhat sama Apollo buat minta jalan keluar.
Meanwhile, orangtuanya Psyche yang lagi ketar-ketir karena Psyche belom dapet jodoh, curhat juga sama Apollo. Nah, cocok kan nih sama-sama curhat ke Apollo. Cie cie. Jodoh emang nggak kemana deh, Pid.
Singkat cerita, Psyche pada akhirnya menikah dan tinggal di kastil super keren, meskipun Psyche nggak tahu wujud suaminya kayak apa, yang pasti dia percaya seutuhnya sama suaminya dan bahagia banget dengan kehidupan yang udah dia punya sekarang.
Suatu hari, Psyche dikunjungi sama dua kakak ceweknya yang ternyata mulutnya julid bin nyinyir yang bikin kepercayaan Psyche sama suaminya goyah.
Psyche yang tadinya baik-baik aja sama kehidupannya, mulai ngerasa curiga jangan-jangan suaminya selama ini adalah makhluk buruk rupa hasil kawin silang aligator sama burung unta (nggak gitu juga deng). Biar apa sih kakak-kakaknya itu julid bin nyinyir? Karena mereka berdua iri sama Psyche yang punya kemewahan segala rupa yang gak bakal abis sampe 12 turunan.
Jealousy, pemirsa sekalian, jealousy.
Trus si Psyche pake kemakan omongan lagi.
Punya suami tapi nggak pernah lihat fisiknya, wajar sih Psyche jadi kepo akan rupa sang suami. Tetapi, ke-kepo-an itu nggak selalu berbuah manis, sama kayak kamu yang belum move on dari mantan trus tetep ngekepoin dia meskipun kamu tau dia udah bahagia sama yang lain LOH KOK KELUAR TOPIK.
Ekhem,
maksudnya,
pahitnya kepo, itulah yang dialami Psyche. Setelah sadar bahwa suaminya adalah Dewa Cinta a.k.a Cupid, Psyche ketauan sama Cupid kalo dia kepo sama fisiknya padahal udah janjian kalo Psyche gaboleh lihat wujud Cupid. Cupid pun meninggalkan Psyche yang menyesalnya gak karuan.
Kemudian gue berpikir.
Nggak jauh beda ya sama kebanyakan fenomena yang suka terjadi di kehidupan sehari-hari. Asek. Ah masa iya.
Iya tau.
Dulu, dulu banget waktu bangau dan serigala masih berteman dengan baik, gue punya teman dekat yang sikapnya super duper cuek, yang amat sangat career-oriented jadi jarang ketemuan karena sekalinya punya waktu senggang, pasti dipakai untuk memanjakan diri sendiri. Gue awalnya baik-baik aja dan nggak ngerasa ada masalah, tapi berkat temen-temen gue yang super iseng, kecurigaan nggak jarang muncul di hati gue dan seringkali bikin gue berpikir "apa iya ya...?" "eh jangan-jangan..." dan seterusnya dan sebagainya.
Racun banget. Sumpah racun. Meskipun pada akhirnya bubar jalan karena hal lain, tapi buat gue sesuatu yang bikin overthink adalah racun, bukan cuma wanita aja yang racun dunia (kata Changcuters).
NAH.
Sama kayak sekarang.
Gue dan si ayang baru saja akan menjalani long distance relationship (nggak jarak jauh juga sih, masih mudah terjangkau kok). Ketika beberapa gelintir teman gue tau bahwa gue akan menjalani LDR-yang-sebenernya-nggak-LDR-LDR-banget, mereka langsung bernafsu buat ngomporin gue. Meskipun niatnya cuma buat ngegodain dan nggak sejahat saudara-saudara Psyche, tapi, sekecil apapun sulutan itu mampu membakar sumbu kompor. Untungnya, sumbu kompor gue sering gue basahin, jadi nggak gampang tersulut HAHAHA.
Maaf teman-teman, cintaku lebih besar dari percikan kecurigaan dan kerikil-kerikil pikiran negatif #EA apaan sih gue.
Eh tapi serius.
Jangan biarkan mulut-mulut julid bin nyinyir diluar sana memengaruhi rasa percaya dan keyakinanmu.
Jangan biarkan mulut-mulut julid bin nyinyir diluar sana merusak kebahagiaanmu seperti mulut julid bin nyinyir saudara-saudara Psyche yang kemudian merusak kebahagiaan Psyche.
Tadinya Psyche udah baik-baik aja lho meskipun nggak melihat wujud suaminya, like, literally happy. Cerita tersebut benar-benar menekankan bahwa Psyche is happy with her life, truly happy. Rasanya pengen teriak ke Psyche buat nggak usah dengerin kata-kata saudaranya, tapi gimana ya, kadang emang susah sih untuk menekan rasa curiga apalagi ada sesuatu yang menjadi pemicu ditambah mulut-mulut julid yang nambah-nambahin bumbu pahit kayak obat puyer.
Jadi gitu ya, guys.
Gue agak emosi sebenernya baca cerita ini karena gue menjunjung tinggi kepercayaan dalam suatu hubungan, jadi gue kesel kenapa Psyche harus ngedengerin kata-kata racun saudaranya yang jealous sama dia karena hidupnya sudah bahagia.
Eh tapi lebih kesel sama saudara-saudaranya Psyche sih, udahlah kalo bertamu dijamu dengan baik, dibekelin emas segenggam lagi, KOK YA JAHAT BANGET GITULHO.
Musnah lah semua orang jahat yang suka ngerusak kebahagiaan orang.
KZL.
Baiklah.
Daripada aku ngomel nggak jelas, post kali ini akan ku tutup dengan quote dahsyat dari Cupid
Ada satu cerita roman yang menarik perhatian dan terbayang di otak gue sampe sekarang, judulnya "Cupid and Psyche". Cerita ini common banget sejujurnya, gue juga udah pernah baca somewhere in the internet, tapi tetep aja pas baca lagi ada rasa ser-seran gemas bercampur dendam LOL. Seperti apa ceritanya?
Jadi, ada Dewa yang jatuh cinta sama mortal (manusia) yang memiliki kecantikan super dahsyat sampe-sampe Dewi cinta dan kecantikan a.k.a Venus kesel sama mortal ini.
Gimana caranya sampai si Dewa, yang tak lain tak bukan adalah Cupid, jatuh cinta dengan mortal yang bernama Psyche? Mamanya Cupid a.k.a Venus minta tolong Cupid buat bikin Psyche jatuh cinta sama makhluk ter-nggak banget sejagat raya, eh apa mau dikata, Cupid malah kepincut sama si target operasi. Semacam nggak rela bikin manusia ter-aduhai jatuh cinta sama makhluk ter-nggak banget.
Akhirnya, Cupid mencintai dalam diam sampe Psyche menemukan jodohnya dan punya anak 11. NGGAK DENG. Cupid justru curhat sama Apollo buat minta jalan keluar.
Meanwhile, orangtuanya Psyche yang lagi ketar-ketir karena Psyche belom dapet jodoh, curhat juga sama Apollo. Nah, cocok kan nih sama-sama curhat ke Apollo. Cie cie. Jodoh emang nggak kemana deh, Pid.
Singkat cerita, Psyche pada akhirnya menikah dan tinggal di kastil super keren, meskipun Psyche nggak tahu wujud suaminya kayak apa, yang pasti dia percaya seutuhnya sama suaminya dan bahagia banget dengan kehidupan yang udah dia punya sekarang.
Suatu hari, Psyche dikunjungi sama dua kakak ceweknya yang ternyata mulutnya julid bin nyinyir yang bikin kepercayaan Psyche sama suaminya goyah.
Psyche yang tadinya baik-baik aja sama kehidupannya, mulai ngerasa curiga jangan-jangan suaminya selama ini adalah makhluk buruk rupa hasil kawin silang aligator sama burung unta (nggak gitu juga deng). Biar apa sih kakak-kakaknya itu julid bin nyinyir? Karena mereka berdua iri sama Psyche yang punya kemewahan segala rupa yang gak bakal abis sampe 12 turunan.
Jealousy, pemirsa sekalian, jealousy.
Trus si Psyche pake kemakan omongan lagi.
Punya suami tapi nggak pernah lihat fisiknya, wajar sih Psyche jadi kepo akan rupa sang suami. Tetapi, ke-kepo-an itu nggak selalu berbuah manis, sama kayak kamu yang belum move on dari mantan trus tetep ngekepoin dia meskipun kamu tau dia udah bahagia sama yang lain LOH KOK KELUAR TOPIK.
Ekhem,
maksudnya,
pahitnya kepo, itulah yang dialami Psyche. Setelah sadar bahwa suaminya adalah Dewa Cinta a.k.a Cupid, Psyche ketauan sama Cupid kalo dia kepo sama fisiknya padahal udah janjian kalo Psyche gaboleh lihat wujud Cupid. Cupid pun meninggalkan Psyche yang menyesalnya gak karuan.
Kemudian gue berpikir.
Nggak jauh beda ya sama kebanyakan fenomena yang suka terjadi di kehidupan sehari-hari. Asek. Ah masa iya.
Iya tau.
Dulu, dulu banget waktu bangau dan serigala masih berteman dengan baik, gue punya teman dekat yang sikapnya super duper cuek, yang amat sangat career-oriented jadi jarang ketemuan karena sekalinya punya waktu senggang, pasti dipakai untuk memanjakan diri sendiri. Gue awalnya baik-baik aja dan nggak ngerasa ada masalah, tapi berkat temen-temen gue yang super iseng, kecurigaan nggak jarang muncul di hati gue dan seringkali bikin gue berpikir "apa iya ya...?" "eh jangan-jangan..." dan seterusnya dan sebagainya.
Racun banget. Sumpah racun. Meskipun pada akhirnya bubar jalan karena hal lain, tapi buat gue sesuatu yang bikin overthink adalah racun, bukan cuma wanita aja yang racun dunia (kata Changcuters).
NAH.
Sama kayak sekarang.
Gue dan si ayang baru saja akan menjalani long distance relationship (nggak jarak jauh juga sih, masih mudah terjangkau kok). Ketika beberapa gelintir teman gue tau bahwa gue akan menjalani LDR-yang-sebenernya-nggak-LDR-LDR-banget, mereka langsung bernafsu buat ngomporin gue. Meskipun niatnya cuma buat ngegodain dan nggak sejahat saudara-saudara Psyche, tapi, sekecil apapun sulutan itu mampu membakar sumbu kompor. Untungnya, sumbu kompor gue sering gue basahin, jadi nggak gampang tersulut HAHAHA.
Maaf teman-teman, cintaku lebih besar dari percikan kecurigaan dan kerikil-kerikil pikiran negatif #EA apaan sih gue.
Eh tapi serius.
Jangan biarkan mulut-mulut julid bin nyinyir diluar sana memengaruhi rasa percaya dan keyakinanmu.
Jangan biarkan mulut-mulut julid bin nyinyir diluar sana merusak kebahagiaanmu seperti mulut julid bin nyinyir saudara-saudara Psyche yang kemudian merusak kebahagiaan Psyche.
Tadinya Psyche udah baik-baik aja lho meskipun nggak melihat wujud suaminya, like, literally happy. Cerita tersebut benar-benar menekankan bahwa Psyche is happy with her life, truly happy. Rasanya pengen teriak ke Psyche buat nggak usah dengerin kata-kata saudaranya, tapi gimana ya, kadang emang susah sih untuk menekan rasa curiga apalagi ada sesuatu yang menjadi pemicu ditambah mulut-mulut julid yang nambah-nambahin bumbu pahit kayak obat puyer.
Jadi gitu ya, guys.
Gue agak emosi sebenernya baca cerita ini karena gue menjunjung tinggi kepercayaan dalam suatu hubungan, jadi gue kesel kenapa Psyche harus ngedengerin kata-kata racun saudaranya yang jealous sama dia karena hidupnya sudah bahagia.
Eh tapi lebih kesel sama saudara-saudaranya Psyche sih, udahlah kalo bertamu dijamu dengan baik, dibekelin emas segenggam lagi, KOK YA JAHAT BANGET GITULHO.
Musnah lah semua orang jahat yang suka ngerusak kebahagiaan orang.
KZL.
Baiklah.
Daripada aku ngomel nggak jelas, post kali ini akan ku tutup dengan quote dahsyat dari Cupid
"Love cannot live where there is no trust"
-Cupid
2 comments
Ayaaaaang ❤❤❤❤
ReplyDeleteAyaàaaaaaaaaang ❤❤❤❤❤
ReplyDelete