[Kuningan, Cirebon] Desa Alamanis
by
Ananda Rasullia
- 7/30/2018 08:53:00 am
Assalamualaikum!
Hai! Kembali lagi dengan diriku yang selalu saja bilang "long time no write" dan tidak berubah -- selalu ga nulis dalam waktu yang lama :')
Sejujurnya, lumayan banyak hal yang ingin kutuliskan dalam blog personalku ini, tapi baru setengah jalan, tiba-tiba buyar. Kan males.
Oke baig pake g, mumpung lagi on fire mau nge-post, gue akan menulis tentang penginapan yang baru saja gue sambangi, kasur empuk yang baru saja gue tiduri, handuk wangi yang baru saja gue pake buat handukan habis mandi (?), dan sambal matah yang baru saja bikin gue merasakan kenikmatan duniawi HUHU lebay.
Yak. Gue baru aja, baru banget, kemarin banget, menginap di Desa Alamanis.
Lokasi Desa Alamanis
Beberapa kali gue berkunjung ke Kuningan, gue sekeluarga sama sekali nggak ngeh kalo di antara Restoran Pringsewu sama Resto Klapa Manis ada resort sekeren ini. Sumpa woy. Padahal dari tahun 2015 gue udah berkelana ke Kuningan untuk mencari tempat liburan.
Kantor Desa aka Lobby
Toilet Rara & Jaka
Desa Alamanis ini konsisten, gaes. Dari mulai toilet sampe restoran, bohlamnya selalu ini. Ntap.
Bathroom selfie tak pernah se-aesthetic inih~
Otw RT 5 dan RT 6
Gerbang RT 4
Beberapa kali gue berkunjung ke Kuningan, gue sekeluarga sama sekali nggak ngeh kalo di antara Restoran Pringsewu sama Resto Klapa Manis ada resort sekeren ini. Sumpa woy. Padahal dari tahun 2015 gue udah berkelana ke Kuningan untuk mencari tempat liburan.
Pintu masuknya memang nggak terlalu menarik mata orang lewat, karena pintunya kecil dan kesan etniknya juga nggak menonjol banget. Tapi waktu keluar dari parkiran dan turun tangga buat mencari lobby, resort ini luas buanget aslinya.
Karena konsepnya desa, jadi lobby-nya diganti jadi "Kantor Desa" dan area penginapannya dibedain berdasarkan RT, wilayah RT 1 dan RT 2 lokasinya dekat Kantor Desa dan Kolam Renang, RT 3 dan RT 4 lokasinya agak kebawah, dan yang paling jauh itu RT 5 dan RT 6. Waktu gue keliling sampai RT 6, gue takut sendiri soalnya RT 6 itu paling bawah sekaligus paling jauh dari peradaban :')
Mungkin kalo kemarin pas booking dapetnya RT 5 atau 6, gue nggak akan mau.
Sneak-a-peek
Kantor Desa aka Lobby
Toilet Rara & Jaka
Desa Alamanis ini konsisten, gaes. Dari mulai toilet sampe restoran, bohlamnya selalu ini. Ntap.
Bathroom selfie tak pernah se-aesthetic inih~
Otw RT 5 dan RT 6
Gerbang RT 4
CHU YAH!
Terkonsep banget, ngalam, desa, etnik, vintage. Jalanannya yang berserakan daun aja rasanya nggak keliatan kotor, tapi nyeni. Tembok yang udah lapuk dan cat-nya nggak hidup lagi, nggak keliatan gak keurus, tapi nyeni.
Gue udah beberapa kali menemukan tempat, entah penginapan ataupun restoran, yang konsepnya mirip kayak Desa Alamanis ini, tapi kebanyakan dari tempat-tempat itu masih ada kesan kotor, atau kesan gak keurus, bahkan debuan dimana-mana. Tapi Desa Alamanis ini nggak ada kesan itu, bahkan gue nggak menemukan kesan debuan karena seriously kamar gue nggak debuan, kamar mandi nggak debuan (padahal sedikit terbuka), meja kursi di balkon juga nggak debuan, pokoknya nggak debuan.
Selain penginapan, Desa Alamanis juga punya restoran, namanya Lawang Rasa. Daerah penginapan dan Lawang Rasa dipisahkan oleh jembatan yang bagus buat tempat foto-foto ehehehehe.
Restoran Lawang Rasa terbagi 2 wilayah, indoor dan outdoor, tapi nggak ada bedanya juga lah, perokok tetep bisa ngerokok di wilayah indoor. Sedih akutuh.
Berhubung gue ke restoran ini 2 kali sehari kayak mandi, monmaap ada perbedaan setting waktu dalam pengambilan futu-futu~
Sneak-a-peek
Outdoor waktu siyang-siyang~ Jangan lupa losyenan dulu gaes
Indoor waktu malam
Capa tuh
As for the food, karena malamnya gue nggak terlalu lapar, jadi gue pesen makanan sembarang; tahu goreng, sambal matah, es tumpuk (3 scoop es krim vanilla, strawberry, coklat, buah ceri, susu segar, meses, koko krunch, entah apalagi pokoknya ENAK), sama coklat panas.
PENGUMUMAN untuk kalian yang akan berkunjung ke Desa Alamanis dan Restoran Lawang Rasa, gue sarankan untuk nyobain sambal matah yang super duper enak tujuh turunan demi anak langit dan seluruh bapak ibunya sambal ini enak banget NGGAK BOHONG KARENA BUAT APA JUGA YAKAN. Huhuhu enak pokoknya, sampe gue bawa ke kamar buat dicocol-cocol pake jari.
NAH.
Sekarang, mari kita melihat kamar boboknya.
Kamar gue di RT 1, deket Kantor Desa, kolam renang, dan warung bi Tirah (kalo gak salah inget, pun salah nama, maap ya Bi, mi rebus kamu enak pokoknyah).
Gue personally sukaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak banget sama kamarnya, terutama kasurnya dan bantalnya dan gulingnya dan....ekhem. Tempat tidurnya super wangi, kayak wangi minyak telon dedek bayi. Ampun enak banget. Pantesan hari Minggunya gue tidur terus huhuhu. Dasar.
Kamar mandinya juga luas, bahkan lebih luas dari kamar tidur gue di rumah WKWK. Ada cermin besar di depan wastafel, toilet yang langsung menghadap cermin (jadi pas lagi buang air kamu bisa mengagumi indahnya ciptaan Tuhan yang lagi ngeden. ehe), sedikit sekat dibelakang toilet, dan ta-da, pancuran buat mandi.
Kamar mandinya sedikit terbuka, tapi ditutup kerai bambu. Eh tapi, yang gue bingung, meskipun di kamar mandi ada akses angin masuk (waktu gue nginep, Kuningan lagi super berangin), tapi kamar mandinya tetep terasa hangat dan ga ada dingin gara-gara angin. Ajahib sekalih pemirsa.
Oh, iya. Daerah kolam renangnya juga mantul mantap betul. Ala-ala infinity pool tapi dengan kearifan lokal karena latarnya daun pisang hyahahaha.
Kolam renangnya dinaungi pohon kersen (apakah ini cara penulisan yang benar?), jadi nggak terlalu panas. Nggak panas sama sekali malah, gue bahkan menggigil selama renang karena airnya GILE DINGIN BANGET sedingin perlakuanku kepadamu mas~ NGGAK DENG BOONG. Tapi kalo airnya yang dingin, itu jujur. Gue bahkan masih menggigil setelah makan mi rebus yang menghangatkan jiwa.
Sumber air su dekat
Padahal gue berenang di siang bolong, sekitar jam 2, lagi panas-panasnya, tapi tidak merasakan kehangatan sama sekali karena kita terpisah jarak LOH APASIH kok jadi ngelantur.
Oh iya,
untuk menginapnya, gue booking lewat Traveloka karena ada diskon dan karena gue selalu booking pake Traveloka tiap mau pergi kemanapun dan menginap dimanapun (ea ngiklan). Yuk mari cus jalan-jalan.
Oke baig pake g.
Begitulah penampakan dari Desa Alamanis di Kuningan. Semoga membantu para manusia-manusia di luar sana yang lagi pusing sama kerjaannya, masalah percintaannya, dan masalah-masalah lainnya yang ingin liburan.
By the way, untuk info lebih lanjut silahkan kunjungi website-nya Desa Alamanis disini !
Sampai bertemu di postingan berikutnya!